Ads

Sunday, December 16, 2012

Cerpen Tersimpan Luka dan Duka


Minggu, 01 Mei 2012
          Malam termenung di depan jendela kamar yang kecil melihat taburan bintang di hamparan langit yang luas, namun aku terpaku terhadap dua buah bintang yang Saling berhadapan namun  jauh, aku membayangkan ke dua bintang itu aku dan dia. Aku berusaha menggapainya namun dia menjauh. Aku meneteskan air mata karena teringat sebuah janji yang dia berikan kepadaku “aku akan selalu mencintaimu menjagamu di
setiap gelap dan terangmu”.

          Aku melihat di setiap sudut kamarku dan hanya terlintas satu bayangan yang tersenyum kepadaku, teringat semua masa lalu yang kini tinggal menjadi kenangan. Air mata ku menetes tak henti-henti saat mengingat lontaran kata yang dia ucapkan padaku “aku ingin membahagiakan mu karena itu aku melepaskan mu”. Percayalah ku sangat mencintaimu melebihi apa pun yang aku punya dalam hidup ku. Tak ku sngka kata-kata itu menjadi kata terakhirmu untukku selamanya untuk hidupku kau benar-benar meninggalkanku untuk selamanya.
          Malam itu tepatnya hari Sabtu  01 Mei 2010 di mana dia mengungkapkan kalau dia menyukai ku, di mana hari-hari kami di penuhi rasa bahagia. Parasnya yang tampan mengikat semua  wanita yang ada di sekelilingnya.
“Billa…….”
“Ada apa…?”
“Terimakasih karna kamu sudah ada dalam hidupku, mencintaiku dan menyayangiku sepenuhnya..”
(aku terpaku dengan ucapanya)
“Kenapa kamu berbicara seprti itu?”
“Tidak, aku hanya ingin kamu tau apa yang ada dalam hati dan pikiranku.”
          Pagi itu 01 Mei 2011 dia berjanji akan mengajaku pergi bersama .
“Pagi Billa, sudah siap?” kata Farel
“Tentu saja, kita mau kemana? Tanya aku
“Kemana saja jangan banyak tanya ikut saja ikut sala,ok?
“OK…
“Mmm……. Pertama kita ke mall,  kita makan dulu aku lapar!!”
“Tapi aku sudah makan”
“Tak apa kalau gitu aku yang makan sendiri tapi kamu yang bayar ya.. J
“Ioh ko jadi aku yang bayar , kan kamu yang makan..????”
“Hehehehe becanda ko…..”
“Ihh kamu ini….”
          Tepat pukul 11.00 aku dan dia pergi ke sebuah tempat , di mana dia bilang tempat itu adalah penenang hatinya, dan aku, meski aku marah tapi aku memakluminya karena aku pun bernaung di kekuasaanya, Allah yang maha besar. Mesjid ini tak jauh dari mall jadi tak sulit mencarinya. Setiap mata memandang hanya ada hiasan khaligrafi yang terpampang di setiap dindingnya dan orang-orang yang menunaikan ibadah salat dhuha.
“Farel kamu suka tempat ini?”
“Tentu saja, rumah Allah adalah tempat berteduh semua mahluk, di mana tempat ini dapat mendengar semua keluhanku, sakit yang kurasa dan kebahagiaan yang ku dapat. Aku berterimakasih pada-Nya karena dia mempertemukan kita billa. Terimakasih aku sangat mencintaimu. “
Aku hanya dapat memandang dan mencari makna di setiap yang dia katakana, “sakit, apa yang di maksud olehnya?” batin aku bertanya
          Tempat ke 3 yang kami tuju sore itu , pemakaman yang hening tak ada yang mengganggu  tidur lelap mereka, entah mengapa ia menbaku kemari. Dia hanya diam dan setelah itu dia seperti menangis, 1 jam aku menunggu dengan seribu Tanya di hati dia mengajaku pergi.
          Tempat terakhir sebuah taman yang indah di terangi oleh lampu taman yang kecil, kami duduk di sebuah bangku yang kecil, di tepi kolam terlihat bunga kecil yang mekar. Dia tidak mau berbicara sepatah kata pun dan hanya aku yang berbicara, sampai dia angkat bicara dan mengungkapkan kalimat itu.
“Billa ini hari terakhirku bersamamu”
“Apa maksudmu farel, jangan becanda”
“Billa, terimakasih karena kamu telah berda dalam hatiku.”
Aku masih tidak mengerti dengan perkataan itu.
“Billa, lebih baik kita sudahi saja, aku tak mau menyakiti cinta kita.”
“Jangan bicara lagi, katakana itu bohong farel kamu hanya becanda ia kan?”
Aku berdiri dan menangis di hadapannya dalam hati aku benar-benar hancur “belum puaskah selama satu tahun ini kita bersama” batinku hancur.
“Aku akan mencintaimu, menyayangimu dan menjagamu di setiap sisi gelap dan terangmu, percayalah aku mencintaimu.”
“Tak ada alasan kita sudahi ini, kenapa?”
Aku berlari dan berlari , aku pikir dia akan mengejarku namun ternyata dia benar-benar membuatku hancur.
          Setahun sudah kami terpisah, tak ada komunikasi yang kami lakukan, aku mencoba menghubunginya namun tak ada yang ku dapat. Sampai suatu saat aku mendapat surat dari farel yang di berikan oleh adiknya irgi.
“Ini surat dari kakak untukmu”
Aku membacanya dan tetesan air mataku berlinang.


Dear
                   My Love Billa
          Maafkan aku yang telah membuatmu tersiksa, aku terpaksa menghancurkan hatimu dan kepercyaanmu padaku, asal kamu tahu billa, aku sebenarnya memiliki penyakit tumor otak stadium 3. Aku tak percya harus meninggalkan cinta suciku, aku ingin kamu tahu billa, aku farel sangat mencintaimu, janganlah kamu benci aku. Ingatlah kenangan kita bersama.
          Kamu pernah bilang hidup itu untuk mati, tapi bagiku kematian yang datang ini telah mempertemukan kita, aku sangat mencintaimu. Setelah kamu baca surat ini mungkin aku telah tiada, billa jangan kau teteskan air matamu untuk orang sepertiku tetaplah bersemangat, aku ingin melihatmu selalu bahagia. Jika kamu rindukan aku lihatlah bintang yang bersinar di langit sana, aku akan selalu tersenyum kepadamu.

Farel yang selalu mencintaimu
         
Setelah tahu semuanya setiap malam aku selalu melihat bintang-bintang yang tersebar di hamparan langit luas.
ini aku 

0 komentar:

Post a Comment