Ads

Tuesday, December 11, 2012

Cerpen tentang cinta



 CINTA SEPINTAS
JOMBLO,,, satu kata yang dari dulu sampai sekarang seringkali menjadi trending topic pada anak muda seperti saya… Meskipun sebenarnya jomblo itu menurut ilmu bahasa sedikit mengalami perubahan arti pada jaman dulu dan sekarang. Perbedaannya, jaman dulu jomblo itu sebutan bagi orang orang yang umurnya sudah tua dan belum menikah alias tidak laku, sedangkan sekarang jomblo itu hanya sebutan untuk status orang orang mayoritas remaja yang belum memiliki pacar, mirip mirip dengan tidak laku juga, tapi
untuk sebagian orang tidak terlalu berpengaruh dengan status tersebut.
Kata kata itu untuk sekarang sedang melekat dengan status saya. Banyak orang yang mempertanyakan status itu, mereka mengatakan saya itu ‘orangnya mandiri, sudah bekerja sambil kuliah, tampang punya, sikap baik, apalagi coba?’ Terserahlah orang mau menilai aku seperti apa, tapi kan yang namanya perasaan itu aku sendiri yang merasa. Sahabat sahabat akupun heran, berbeda dengan mereka yang hobi sekali gonta ganti pacar meskipun mereka terkesan biasa biasa saja, tapi aku seringnya pake hati. Contoh sederhananya Bayangin aja kalo aku ada di posisi wanita itu, wah males banget, jadi prinsip aku kalo misalnya kita ga mau disakiti orang lain, kita jangan pernah nyakitin orang lain. Bukannya so bijak atau gimana, tetapi ya sedikit bagi bagi pengalaman lah dan pake perasaan juga..
Aku mahasiswa semester V STIE, aku bekerja di bank swasta bagian marketing, lumayan lah bisa punya waktu untuk kuliah dan bekerja, karena yang namanya marketing itu kerjanya turun ke lapangan. Selama antara pekerjaan dan kuliah tidak saling mengganggu, aku sangat nyaman dengan suasana yang sekarang ini. Mungkin dengan kesibukan untuk focus keadaan ini, aku jadi lupa dengan status aku yang katanya jomblo itu. Kali ini hari pertama aku masuk kuliah di semester V, nampaknya ada orang baru pindahan dari universitas lain. Teman teman sekelas ribut dan bertanya tanya siapa, ketika dosen jam pertama masuk, iapun memperkenalkan diri. Namanya orang baru, apalagi seorang wanita, langsung saja si meong meong sahabat aku keliatannya semangat sekali dan berebut ingin berkenalan lebih jauh. Melihat dari segi fisik saya akui kalau dia itu memang cantik.
Hari demi haripun berlalu, diam diam aku memperhatikan dia. Lumayan lah untuk menutupi status aku. Aku mulai tertarik, Karena pertamanya dia memang cantik dan aku suka sifatnya dia yang tidak terlalu over acting seperti teman teman wanita lain pada umumnya. Orangnya ramah, tapi pas digoda sama si meong meong, dia menunjukan sikap dinginnya. Setelah memiliki perasaan suka, akupun mulai ada usaha untuk bisa dekat, dan dia pun  menunjukan respon yang baik. Beruntungnya dari semua orang yang mencoba pendekatan dengan dia, hanya aku yang terlihat sukses dan diberi respon baik dari dia. Hmmmmmm tampaknya sudah ada kesempatan, akupun membiarkankan semua berjalan apa adanya, karena kesannya tidak mau terburu buru.
Seiring berjalannya waktu, kamipun terlihat dekat. Mulai terdengar gossip tentang aku dengan anak baru itu, salah satu sahabat aku mengatakan ‘San, diam diam, hebat kamu bisa dekat dengan anak baru itu.. ko bisa sih? Padahal kamu sama dia terlihat sama sama dingin?! Tapi mungkin kalian cocok ya, sama sama dingin, jadi serasi! hihihi’
Euh ni anak setengah memberi selamat dan setengah mengejek. Tetapi prisip aku, biarlah oranglain mau ngomong apa juga, Toh nanti juga dia cape sendiri. Setelah lumayan lama aku bersama sama dengan dia sebagai seorang sahabat, seringkali aku ingin berkunjung ke rumahnya, tetapi aku selalu dilarang. Kalaupun pas mengantar dia, paling hanya sampai depan rumahnya dan tidak diperbolehkan untuk masuk. Aku belum berani untuk menjadikan dia seorang pacar, karena banyak yang aku belum ketahui tentang dia, selain orangnya tertutup, akupun aga heran dengan sikapnya yang tidak terlalu banyak bercerita tentang dirinya dan keluarganya.
Hingga suatu saat aku ada kesempatan untuk mengantarkan tugas kelompok ke rumahnya, karena aku kebetulan sekelompok dengannya. Sebelumnya tanpa bilang terlebih dahulu aku diam diam mengunjungi rumahnya, kebetulan hari itu hari minggu, ceritanya aku ingin ngasih kejutan buat dia dengan tidak memberi tau terlebih dahulu. Suasana di depan rumahnya tampak ramai, tapi hal itu tidak membuat aku mengurungkan niat untuk membatalkan kunjungan aku ke rumahnya. Akupun mengetuk pintu dan Nampak banyak banyak orang juga disitu. Suasananya terlihat aneh, ibu ibu separuh baya membuka pintu dan menanyakan dengan terlihat heran, ‘Maaf adik ini siapa?’ .. akupun menjelaskan maksud kedatangan aku kesitu, dan ingin bertemu dengan yang namanya Raya. Aku dipersilahkan untuk menunggu dan aku berpesan ‘Bu, nanti tolong sampaikan saja pada Raya, saya temannya’ dan Ibu tersebutpun meng iya kan nya. Meskipun pada awalnya Ibu tersebut menolak untuk mempertemukan saya dengan Raya.
Ketika Raya menemui saya, kamipun saling kaget. Aku heran kenapa dia berdandan seperti itu, balutan kebaya rapi, tata rambut dan rias wajahnya menandakan kali ini dia sedang menjadi orang yang diistimewakan. Saat itupun kami hanya saling tercengang dan bertatapan. Dari luar terlihat ada rombongan banyak orang yang baru datang, dan seseorang menarik tangannya Raya sambil mengatakan ‘Ra, itu calon kamu udah datang, ayo kita sambut di depan’. Begggg akupun kaget dengan pernyataan tersebut, melihat hal tersebut akupun meninggalkan rumahnya Raya tanpa berpamitan. Karena orang orang disana terlihat berbahagia dan sibuk dengan aktivitas masing masing.
Esoknya di kampus, kamipun bertemu. Malas sekali melihat wajahnya, tetapi aku harus tampak dewasa dan professional. Karena kan dia hanya orang baru, dan aku anggap tidak terjadi hal apa apa. Aku berusaha tegar dan hanya menyapa ‘Hay’ padanya. Dan dia pun terlihat pucat dan hanya menunduk malu tanpa komentar apa apa. Akupun berusaha menjauhi dia karena aku tau dia kemarin sudah bertunangan dengan oranglain. Orang – orang sekitar kampus tampak heran salah satu temanku bertanya :
‘San, ko ga biasanya kamu sama Raya saling jauh gini? Udah putus kamu?’……
‘Hush enak aja, kapan aku sama dia jadian? Lagi males aja Gan!’….
‘Ciee berantem nih?!?’..
‘Berantem apa? Diem kamu ah!’
Aku lebih milih menghindar dari pada malas membicarakannya. Tanpa disangka ternyata Raya sudah berdiri di depan tempat duduk aku.
            ‘San, maaf ganggu, aku boleh minta waktu bentar ga sama kamu berdua aja’
            ‘Oh iya silahkan!’ dengan rasa malas akupun mengikutinya, hingga akhirnya kamipun mengobrol d taman kampus.
            ‘San, soal kemarin aku bener-bener ga enak, aku memang salah, seharusnya aku bilang dari awal sama kamu, tapi……….’
            ‘Tapi apa? Tapi kamu pengen maenin perasaan aku gitu?’
            ‘Bukannya gitu, kamu dengerin dulu!’
            ‘Iya, terus kemarin apa?’
            ‘Bukan masalah kemarinnya, awalnya semenjak aku SMP kelas 3 orangtua aku berencana buat jodohin aku sama anak temennya, spontan aku nolak karena aku ga merasa wajar jika pada masa sekarang ini masih ada perjodohan, aku berusaha buat menghindari keadaan ini, kamu tau?aku mencoba berontak tetapi usaha aku selalu gagal, aku merasa depresi, aku ingin punya pilihan sendiri tanpa harus di atur atur seperti ini. Apa salah aku punya perasaan ke kamu? Kamu juga demikian kan? Kemarinpun ada acara pertunangan aku tidak diberi tu sama sekali, semuanya serba mendadak! Pliiiss bantu aku buat keluar dari masalah ini!’
Akupun terdiam, mendadak lidah ini kelu untuk mengatakan sesuatu hal. Miris sekali mendengar pernyataan raya seperti itu, aku tidak menyangka cinta aku akan sesulit ini. Tetapi aku tidak boleh seegois ini, karena ini menyangkut pertalian keluarga mereka, akupun tidak punya hak, hingga akhirnya aku memutuskan sesuatu.
            ‘Raya, terimakasih atas penjelasan kamu, kejujuran kamu, dan terimakasih juga karena pada akhirnya kamu mau berbagi cerita sama aku! Tampaknya ini sulit, susah sekali bagi aku untuk mengerti dan memahami semua ini, apalagi kita baru bertemu hanya beberapa bulan saja. Banyak tentang aku yang belum kamu ketahui, begitu juga sebaliknya. Ada baiknya kamu kasih kesempatan aku untuk berfikir jernih dan menimbangkan semua hal dengan baik. Maaf kali ini aku ga bisa!’
Mendengar pernyataan aku, Raya pun menangis. Bodohnya aku sampai membuat dia menangis seperti itu, sebenarnya aku memang membodohi diri sendiri, tetapi akupun tidak boleh egois, ya hitunglah aku masih 20tahun, jalan hidup aku masih panjang, aku tidak mau terhenti hanya karena masalah cinta, dan terus mempertahankannya hanya dalam ke egoisan belaka. Raya hendak pergi, tapi aku tarik tangannya, ia berbalik dan menoleh. Ingin rasanya aku bilang I Love U padanya, namun aku khawatir ini malah menambah beban yang dia rasakan sekarang. Hingga akhirnya aku hanya mampu mengatakan ‘Kamu yang sabar ya!’ Raya hanya membalas dengan menyisipkan senyuman pahit di wajahnya. Dan aku biarkan dia berlalu begitu saja.
Ya biarlah aku mempertahankan status jomblo ini, karena untuk kali ini aku tidak mau ambil pusing untuk urusan cinta, karena aku ingin mengutamakan prestasi dan karir terlebih dahulu.

0 komentar:

Post a Comment