Ads

Friday, January 23, 2015

AQIDAH, SYARI’AH, AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL



PENGERTIAN AQIDAH
• Aqidah Secara Etimologi
 berasal dari kata (  عقد) yang berarti ikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu.
• Aqidah Secara Syara’
Yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasulnya, dan
kepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik maupun yang buruk (rukun iman).
Dalilnya
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا. 
            Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)



ISILAH LAIN TENTANG AQIDAH
      Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
            diamalkan dengan anggota tubuh.
      Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).
      Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama
      Fiqh Akbar, artinya: fiqh besar. Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman
            bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At-Taubah ayat 122,
            bukan hanya masalah fiqih, tentu dan lebih utama masalah aqidah. Dikatakah fiqh
            akbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh dalam masalah hukum.




1. IMAN KEPADA ALLAH
            Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Dengan demikian iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT itu ada, Allah Maha Esa. Keyakinan itu diucapkan dalam kalimat :
أشهد أن لاإله إلا الله
  “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah”
   Sebagai perwujudan dari keyakinan dan ucapan itu, harus diikuti dengan perbuatan, yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

2. IMAN KEPADA MALAIKAT
            Malaikat adalah makhluk yang hidup di alam ghaib dan senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah sedikit pun. Diciptakan dari cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan sempurna.
Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya:
            Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.

NAMA – NAMA MALAIKAT BESERTA TUGASNYA          :
      Malaikat Jibril yang diserahi tugas menurunkan wahyu
      Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan meunmbuhkan tumbuh-tumbuhan.
      Malaikat Isrofil yang diserahi tugas meniup sangkakala tatkala terjadi peristiwa hari kiamat dan manusia dibangkitkan dari alam kubur.
      Malaikat Ijroil yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa seseorang.
      Malaikat Munkar dan Nakir yang diserahi tugas menanyai mayit, yaitu apabila mayit telah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan Nabinya.
      Malaikat Rokib dan Atid yang diserahi tugas mencatat amal baik dan amal buruk.
      Malaikat Ridwan dan Malik yang diserahi tugas menjaga Surga dan Neraka.


FUNGSI MALAIKAT DALAM BIDANG ROHANI:
1. Malaikat sebagai perantara dalam mengemban wahyu
2. Malaikat sebagai perantara untuk meneguhkan hati kaum mukmin
3. Malaikat sebagai perantara untuk menjauhkan siksaan Alloh
4. Syafaat dan doa malaikat kepada manusia
5. Malaikat membantu perkembangan rohani manusia
6. Dorongan malaikat untuk berbuat baik
7. Malaikat mencatat perbuatan manusia       

Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya:
Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.

3. IMAN KEPADA RASUL
            Iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Perbedaan Nabi dan Rasul :
- Nabi  : Seorang manusia yang kepadanya Allah wahyukan suatu syariah dan tidak diperintahkan untuk menyampaikan pada umatnya.
- Rasul : Seorang manusia yang kepadanya Allah wahyukan suatu syariah yang kemudian dikitabkan dan diperintahkan untuk menyampaikan pada umatnya. 
            Sebagai contoh : Nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at/kitab yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas Rasul dalam Firman Alloh dalam Al-Qur’an yang artinya :
            "Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)

SIFAT WAJIB RASUL ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekuen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau baladah.

BERIKUT INI 25 NABI YANG WAJIB DI KETAHUI :
1. Adam AS                9. Nabi Ishak AS                    17. Harun AS               25.Muhammad saw
2. Idris AS                  10. Ya’qub AS                       18. Dawud AS
3. Nuh AS                   11. Yusuf AS                          19. Sulaiman AS
4. Hud AS                   12. Ayyub AS                         20. Ilyas AS
5. Shaleh AS               13. Dzulkifli AS                      21. Ilyasa AS
6. Ibrahim AS             14. Syu’aib                              22. Zakaria AS
7. Luth AS                  15. Yunus AS                         23. Yahya AS
8. Ismail AS                16. Musa AS                           24. Isa AS

4. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
            Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah SWT, yang artinya: ”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)
DARI KITAB-KITAB ITU, YANG KITA KENAL IALAH :
      Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.
      Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepada Daud alaihi sallam.
      Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)
      Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.
      Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala  turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).


5. IMAN KEPADA HARI KIAMAT / HARI AKHIR
            Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.
            Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah SWT. Firman Allah SWT, yang artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
            Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).

6. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
      Qadha      : Ketetapan Alloh yang telah ditetapkan ( tetapi tidak kita ketahui )
      Qadar       : Ketetapan Alloh yang telah terbukti (diketahui setelah terjadi )
            Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.

            Iman kepada qadar ada empat tingkatan:
      Ilmu
ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
      Kitabah
ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
      Masyi’ah
ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.

      Khal
Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:  ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
            Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah SWT,



SYARI’AH
Pengertian Syari'ah
            Syari'ah adalah tatanan dan ketentuan yg harus dijalankan apa perintahNya dan menjauhi apa yg dilarangNya, dalam seluruh aspek hidupnya, baik dalam beribadahnya, maupun dalam pergaulan hidupnya.
Syariah meliputi 2 bagian utama :
v  ibadah ( dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal). Tatacara dan syarat-rukunya terinci dalam Quran dan Sunah.  Misalnya : shalat, zakat, puasa
v  Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) . Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya munakahat, dagang, bernegara, dll.

Dalam menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan :
a. Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah  menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan)
b. Syariah Islam telah memberi aturan yangjelas apa yang halal dan haram , maka :
-          Tinggalkan yang subhat (meragukan)
-           Ikuti yang wajib, jauhi yang harap, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele
c. Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki kemudahan. Sehingga  terhadap kekeliruan yang tidak disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan
d. hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syariah
Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat (amar ma'ruf nahi munkar) .

AKHLAK, ETIKA DAN MORAL
Pengertian akhlak, etika dan moral menurut istilah :
v  Menurut Muhammad Abdullah Dirros : “ Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar ( dalam hal akhlak yang baik ) atau pihak yang jahat ( akhlak yang jahat ) “ .
v  Menurut Austan Fagothey dalam bukunya “Right and Reason, Ethics in Theory and Practice.”Ü Ethics is the practical normative science of the rightness and wrongness of human conduct as known by natural reason. Etika adalah ilmu pengetahuan normatif yang praktis mengenai kelakuan benar dan tidak benar manusia yang dimengerti oleh akal murni.
v  Menurut Ensiklopedi Umum:Ü Morality is right living virtue, conformity to generally accepted standard of conduct. Moral adalah kehidupan yang benar dan baik, pengesahan dan penerimaan secara umum tentang ukuran dasar tingkah laku

Persamaan dan perbedaan akhlak, moral dan etika
v  Persamaannya yaitu membicarakan persoalan baik dan buruk dalam kehidupan manusia.
v  Perbedaan
-          Sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan sunnah rasul, sedangkan moral dan etika adalah adat istiadat dan filsafat.
-           Akhlak bersifat absolut, sedangkan moral dan etika bersifat   relatif.


AKHLAK KEPADA ALLAH SWT
1)      Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
2)      Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
3)      Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia
4)      Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
5)      Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.


AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA
a)     Akhlak kepada diri sendiri
            1)      Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
            2)      Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
            3)      Tawadu’, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain


b)    Akhlak kepada Orang Tua
            Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
c) Akhlak kepada keluarga 
            Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai.
            Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.
            Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya
Betapa penting kedudukan akhlak dalam islam.



AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN
Berakhlak terhadap lingkungan hidup adalah di mana manusia menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Allah menyediakan kekayaan alam yang melimpah hendaknya disikapi dengan cara mengambil dan memberi dari dan kepada alam serta tidak dibenarkan segala bentuk perbuatan yang merusak alam. Maka alam yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat ganda, sebaliknya alam yang dibiarkan merana dan diambil manfaatnya saja justru mendatangkan malapetaka bagi manusia.

Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia berakhlak uraianya sebagai berikut:
  1. Manusia beriman adalah manusia yang khusu’ dalam         shlatnya
  2. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya)
  3. Selalu kembali kepada Allah
  4. Mengabdi hanya kepada Allah
  5. Selalu memuji dan mengagungkan Allah
  6. Bergetar hatinya jika nama allah disebut-sebut
  7. Berjalan dimuka bumi dengan “tawadhu” dan tidak sombong
  8. Bersikap “arif” menghadapi orang-orang awam
  9. Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri
  10. Menghormati tamu
  11. Menghargai dan menghargai tetangga
  12. Berbicara selalu baik,santun dan penuh makna
  13. Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi persoalan
  14. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya

0 komentar:

Post a Comment